Bagi
saya pemilih pemula adalah pemilih yang hanya belum resmi memiliki hak
untuk memilih calon pimpinan di semua level yang diselenggarakan oleh
komisi pemilihan umum. Belum resmi memilih bukan berarti kebanyakan dari
mereka blank sama sekali tentang mekanisme pemilihan yang ada.
Apalagi sekarang ini, sudah banyak informasi yang bergulir di sosial
media dan lain sebagainya. Namun bagi mereka yang pro aktif terhadap
informasi yang terus menyebar, menyelinap di timeline dan media
lainnya, akan tidak kaget siapa dan bagaimana cara memilih serta alasan
yang kuat untuk memilih atau untuk tidak memilih.
Pemilu
merupakan salah satu bentuk partisipasi politik dan kewajiban yang
harus ditunaikan oleh rakyat Indonesia. Mengaku berwarganegara
Indonesia, namun acuh tak acuh dalam partisipasi pemilu, sebenarnya
mereka tidak layak tinggal dan bernaung dalam bangsa yang besar ini.
Begitu banyak alasan dan keyakinan untuk tidak memilih atau golput. Baik
golput secara teknis atau non teknis. Golput secara teknis, seperti
halnya, kesibukan dan ketidakberdayaan untuk hadir dan datang ke TPS
yang telah disediakan. Dalam hati sebenarnya mereka ingin sekali
memilih, namun apalah daya, keberadaan diri mereka serta kekuatan
langkah kaki tak menjawab keinginan untuk memilih. Sebagai contoh,
ketika mereka sedang jauh dari tempat tinggal atau di luar Indonesia,
atau sakit dan sebagainya.
Pemilu
merupakan salah satu bentuk partisipasi politik dan kewajiban yang
harus ditunaikan oleh rakyat Indonesia. Mengaku berwarganegara
Indonesia, namun acuh tak acuh dalam partisipasi pemilu, sebenarnya
mereka tidak layak tinggal dan bernaung dalam bangsa yang besar ini.
Begitu banyak alasan dan keyakinan untuk tidak memilih atau golput. Baik
golput secara teknis atau non teknis. Golput secara teknis, seperti
halnya, kesibukan dan ketidakberdayaan untuk hadir dan datang ke TPS
yang telah disediakan. Dalam hati sebenarnya mereka ingin sekali
memilih, namun apalah daya, keberadaan diri mereka serta kekuatan
langkah kaki tak menjawab keinginan untuk memilih. Sebagai contoh,
ketika mereka sedang jauh dari tempat tinggal atau di luar Indonesia,
atau sakit dan sebagainya.
Golput
atau tidak memilih karena menganggap pemilu tidak memberikan apa-apa
adalah mental ‘karatan’ dan mental yang harus ditinggalkan. Jiwa pamrih
yang selalu lekat dalam benak banyak pemilih pemula harus dibersihkan.
Ketika hal ini dipertahankan, mau sampai kapan cita-cita bangsa
terwujud?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar